Hatta Minta Menteri BUMN Transparan
Desakan Pembatalan IPO KS Menguat
Rabu, 03 November 2010 – 08:25 WIB
Sementara itu, Pengamat Global Nexus Christianto Wibisono mencium aroma politis yang menyengat dalam kasus penjulan saham KS. Menurutnya, saham PT Krakatau Steel sudah menjadi rahasia umum bersifat politis. Hal itu, terindikasi dar alokasi saham yang sudah terjadi dan tidak lagi dibeli. ”Kalau sudah memakai alokasi dan kuota saham, itu sudah politik. Juga soal bursanya,” paparnya dalam diskusi Indonesia Incorporated dalam Era Perdagangan Bebas Dunia di DPR, kemarin, (2/11).
Dirinya mencontohkkan, Kasus Singapura yang akan mengakuisisi perusahaan Australia, dan berakhir dengan penolakan. ”Ini kan domainnya sudah politis,” tambahnya. Direktur eksekutif Eksekutif Indonesian Resources Studies (Irees), Marwan Batubara, mengaku dirinya tidak habis pikir, dengan logika Meneg BUMN Mustafa Abu bakar, adanya permintaan yang tinggi tersebut akan dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan harga pada batas atas, atau lebih tinggi lagi.
"Ternyata logika menteri Mustafa sangat berbeda dan aneh. Beliau menjual saham KS pada harga batas bawah. Pasti ada sesuatu yang busuk yang menjadi penyebabnya. Kebusukan ini harus dihentikan," tegas mantan Anggota DPD itu.
Sebagaimana diketahui, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar menyatakan bahwa 65 persen dari 20 persen saham PT Krakatau Steel (KS) yang akan dijual dialokasikan untuk investor domestik. Namun, hal itu langsung diragukan oleh Marwan. Pasalnya, Marwan mencurigai bahwa ada oknum-oknum di lingkaran kekuasaan pemburu rente dan penumpuk dana politiklah yang mendapat kesempatan membeli saham, untuk kemudian dijual di pasar sekunder.