Hatta Tengahi Perselisihan Fadel dan Mari
Soal Impor Garam, Perlu Dilakukan Pembicaraan Bilateral
Kamis, 11 Agustus 2011 – 03:03 WIB
Sementara Kementerian Perdagangan beralasan produksi garam nasional berada di bawah rata-rata kebutuhan nasional sehingga impor harus dilakukan demi menjaga ketersediaan pasokan bagi masyarakat. Tahun lalu, produksi garam lokal hanya sekitar 100 ribu ton, padahal konsumsi dalam negeri membutuhkan 1,6 juta ton tahun ini.
Namun menurut Hatta, dirinya sudah turun tangan menengahi perseteruan tersebut. "Memang dua-duanya itu punya alasan. Yang satu melindungi petani. Betul, petani garam harus dilindungi. Kalau pun ada pembelian harus sebanyak-banyaknya dibeli milik petani. Tapi dari sisi Menteri Perdagangan ini jatah yang lama, khawatir kalau kekurangan pasokan," tutur ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Pada prinsipnya, lanjut menteri berambut perak itu, produksi petani nasional harus ditingkatkan dan para petani garam juga harus dilindungi. Caranya dengan membeli garam dari pembelian dari petani lokal agar pendapatan mereka meningkat. Kalau memang kurang, barulah impor dilakukan. "Jadi tidak ada lagi perseteruan," tegas Hatta.(dri)
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meminta perseteruan antara Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dengan Menteri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bank Mandiri Buktikan Komitmen Menyukseskan 3 Juta Rumah Dengan Jadi Penyalur FLPP
- Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- IDSurvey Buka Kantor Cabang di Singapura
- Targetkan Green Growth, Ini 3 Proyek Kolaborasi dari SCG di ESG Symposium 2024
- Transformasi Digital, DPLK BNI Luncurkan Website Baru dengan Fitur Inovatif dan Menarik