Hayo Ngaku, Siapa Mencuri Dokumen dari Laci Aburizal Bakrie?

Pastikan Akom Bukan Pengkhianat

Hayo Ngaku, Siapa Mencuri Dokumen dari Laci Aburizal Bakrie?
Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - SLEMAN - Tim sukses Ade Komarudin di bursa calon ketua umum Partai Golkar merasakan semakin kerasnya kampanye hitam yang dilontarkan kubu pesaing. Para pendukung Ade bahkan sudah mencatat serangan-serangan dan potensi yang akan mendera politikus Golkar yang lebih beken disapa dengan nama Kang Akom itu.

Salah satu penggawa di tim sukses Akom, Bambang Soesatyo mengatakan, jagonya sudah diserang sejak namanya mulai mencuat di bursa calon ketua umum Golkar. “Yang pertama soal isu rangkap jabatan antara ketua DPR dengan ketua umum Golkar,” kata Bambang dalam jumpa pers di sebuah hotel di kawasan utara Yogyakarta, Jumat (11/3).

Bamsoet -sapaan Bambang- menambahkan, serangan kedua yang mendera Akom adalah isu money politics. Sedangkan serangan ketiga adalah dugaan bahwa Akom menerima gratifikasi berupa fasilitas jet pribadi.

Yang terakhir, serangan ke Akom adalah masalah laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). “Jadi ada empat kali kampanye hitam ke Akom. Alhamdulillah peluru yang dipakai masih peluru hampa, nggak ada pengaruhnya,” tegas Bamsoet.

Sedangkan potensi serangan lainnya adalah menggunakan isu surat pernyataan bahwa Akom tidak akan maju sebagai calon ketua umum Golkar. Bamsoet menjelaskan, Akom memang menandatangani surat pernyataan di depan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.

Hanya saja, isi surat pernyataannya bukan soal janji untuk tidak mencalonkan diri di munas Golkar. “Yang ada adalah surat pernyataan tidak akan mendorong-dorong munas ketika Akom sudah jadi ketua DPR,” ucap Bamsoet.

Lebih lanjut Bamsoet menegaskan, dirinya tahu persis soal isi surat pernyataan itu.  Pasalnya, kesepakatan agar Akom tidak mendorong munas itu diambil dalam pertemuan terbatas yang dihadiri Ical. “Kesepakatan untuk tidak mendorong munas itu karena Golkar munas Bali sedang dalam proses hukum,” katanya.

Yang jadi pertanyaan Bamsoet justru bocornya surat pernyataan itu dalam bentuk fotokopian. Sebab, mestinya surat pernyataan itu berada dalam file pribadi Aburizal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News