Hayono Akui Hanya Jadi Pemanis Konvensi
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Hayono Isman mengaku bukan sosok penting yang ikut konvensi penjaringan calon presiden (capres) di partainya. Meski mengaku hanya sebagai pemanis konvensi, namun Hayono tak mau mundur sebelum bertarung.
"Faktanya seperti itu (menjadi calon pemanis, red) sampai hari ini. Namun saya tidak akan patah semangat," kata Hayono di DPR, Jakarta, Senin (2/9).
Hayono mengakui, elektabilitasnya saat ini masih rendah. Hal ini disebabkan dirinya tidak seberuntung calon lainnya yang memiliki jabatan, misalnya saja sebagai pimpinan DPR dan menteri.
Meski begitu mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu optimistis bisa meningkatkan elektabilitasnya. "Konvensi menjadi panggung untuk meningkatkan elektablitas. Kita harus cerdas dan hemat meningkatkan elektabilitas dihadapan publik," katanya.
Karena elektabilitasnya masih rendah, Hayono akan menggunakan dana sendiri pada tahap awal konvensi. Hanya saja, anggota Komisi I DPR ini belum bisa menentukan anggaran yang akan digunakannya dalam konvensi. Ia mengaku masih menunggu jadwal dari komite. Baru setelah itu, Hayono menghitung jumlah anggaran yang dibutuhkannya.
Hayono berjanji akan membuka dana konvensi setelah komite konvensi Partai Demokrat mendeklarasikan peserta konvensi ke publik. Deklarasi itu rencananya dilakukan pada tanggal 15 September 2013. "Sepuluh hari setelah tanggal 15 akan buka ke publik," katanya. (gil/jpnn)
JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Hayono Isman mengaku bukan sosok penting yang ikut konvensi penjaringan calon presiden (capres)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan