Hebat! Amaniarti Rintis Sekolah Gratis, Adik Menteri Ikut Mengajar
Dia menunjukkan lokasi belajarnya yakni sebuah garasi mobil. Di garasi itu tampak bangku beserta meja, papan tulis dan perlengkapan lainnya.
Awalnya Amaniarti dan suami sempat ragu, apakah dapat menjalankan rencananya. Sebab sempat ditanggapi dingin masyarakat sekitar. Namun, keraguan itu ditepis.
Bak gayung bersambut, setelah berjalan beberapa minggu, warga sekitar antusias menyekolahkan anak-anaknya pada kelompok belajar itu.
“Ini kan proyek sosial, makanya kami tak peduli dan tancap terus. Awalnya hanya ada lima anak saja. Kami terus mengajak anak dari pintu ke pintu. Eh, rupanya orang tua lain tertarik dan berminat. Anak-anak terlihat antusias dan memiliki semangat belajar yang tinggi,” ungkapnya.
Untuk meyakinkan masyarakat bahwa sekolah gratis yang dirintisnya itu bisa bertahan, dia mengatakan akan berjuang keras dan mencarikan donatur. Alhasil, sekolah dapat dilanjutkan.
Namun sekolah sempat terhenti saat gempa 2009. Tapi mereka tidak menyerah begitu saja. Bencana itu justru menjadi titik balik. Banyaknya barang bekas sisa reruntuhan, dimanfaatkan Amaniarti membangun dan memperluas sekolah.
Secara bertahap dia menyulap lahan di sebelah rumah menjadi tempat belajar. Lahan kosong yang juga ada di bagian depan dibuat menjadi taman bermain dari mainan bekas. Dia sendiri dan suaminya mendesain bangunan itu.
“Bapak kan bekerja di kontraktor. Saat itu ada reparasi gedung sebuah showroom. Barang bekasnya seperti kaca, plafon dan dinding bisa dibawa pulang. Makanya kami buat bangunan dari bahan bekas itu di sebelah. Ada tanah sekitar 7 X 16 meter,” ujarnya.
Hj.AMANIARTI memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai sekretaris dan membuka sekolah gratis. Pilihan ini dipicu rasa keprihatinannya melihat
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408