HEBAT: Dengan Gagah, Prajurit TNI Akhiri Operasi Mendadak di Perbatasan Singapura

HEBAT: Dengan Gagah, Prajurit TNI Akhiri Operasi Mendadak di Perbatasan Singapura
Komandan Guskamlaarmabar Laksamana Pertama TNI Muhammad Ali didampingi Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Kolonel Laut (P) S. Irawan melaksanakan foto bersama seusai menutup Latihan Pratugas Satgas Operasi Pamtas Indonesia-Singapura, di Mako Guskamlaarmabar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (24/2). FOTO: DOK. Koarmabar for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Indonesia-Singapura (Indosin) yang digelar Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) selama empat belas hari dinyatakan berakhir. Penutupan latihan dipimpin oleh Komandan Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmabar Laksamana Pertama TNI Muhammad Ali mewakili Pangarmabar di Mako Guskamlaarmabar, Batam, Kepulauann Riau, Rabu (24/2).

Dalam amanat tertulisnya, Pangarmabar mengatakan dengan terlaksananya latihan ini diharapkan semangat dan mental prajurit tetap terpelihara dan selalu siap bila sewaktu-waktu melaksanakan tugas operasi yang bersifat mendadak.

“Di sinilah output latihan pratugas yang diharapkan,” tegas Pangarmabar.

Menurut Pangarmabar, ujung tombak keberhasilan Koarmabar selaku Komando Utama Operasi dan Komando Utama Pembinaan berada pada capaian kinerja operasional unsur gelar di lapangan. Dengan terciptanya stabilitas keamanan di Selat Singapura dan kawasan sekitar merupakan perwujudan dari komitmen dan rasa tanggun jawab yang tinggi para komandan unsur yang harus diapresiasi.

Ia juga mengatakan dengan adanya perkembangan lingkungan strategis yang sedemikian pesat dan meningkatnya tindak kejahatan di laut maka spektrum kerawanan berupa gangguan dan ancaman juga semakin kompleks. Fenomena tersebut hendaknya tidak membuat gamang dalam mengatasi berbagai permasalahan di lapangan.

Ditinjau dari segi geografis, kata dia, kemungkinan timbulnya masalah perbatasan antara Indonesia dengan Singapura akan begitu kompleks, karena jarak antara Pulau Batam dengan Singapura cukup dekat. Namun dengan kerja sama yang baik antara Koarmabar dalam hal ini Tim WFQR-4 dan MSTF Singapura serta unsur gelar, kejahatan di Selat Singapura semakin menurun dan bahkan mendekati titik nol sampai saat ini.

Pangarmabar mengingatkan pentingnya tindakan purba jaga yang profesional guna mencegah terjadinya kecelakaan dan kerugian yang tidak diinginkan, baik personel maupun materiil. 

“Untuk itu laksanakan semua prosedur dalam melaksanakan tugas secara cermat dan benar dalam rangka mewujudkan zero accident,” katanya.(fri/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News