HEBAT! Dosen Memilih Hidup di Hutan Bersama Suku Anak Dalam

HEBAT! Dosen Memilih Hidup di Hutan Bersama Suku Anak Dalam
Jusiah Ari Abdi bersama Suku Anak Dalam. Foto: Jambi Independent/JPG

Bahkan, tidak sedikit diantara mereka yang lari begitu berpapasan dengan Abdi. Apalagi ketika itu dia belum menguasai bahasa orang rimba. Ini yang justru menyulitkan dia.

Meski begitu, Abdi tak patah arang. Segala macam cara dia coba. Akhirnya, dia bertemua Mangku Humbalai, salah satu orang rimba dari kelompok sungai terab. Lewat mangku humbalai dia belajar bahasa orang rimba.

“Setiap ada satu kata saya tulis dan terjemahkan,”ceritanya.

Namaun sayang, perkenalannya dengan mangku humbalai tidak banyak membantu. Meski sudah menguasai bahasa orang rimba, tetap saja dia tak mampu menembus dinding “pertahanan” orang rimba.

“”Di kelompok dia kurang punya pengaruh, akhirnya saya kenal menti. Sya lihat dia cukup punya pengaruh apalagi dengan orang luar dia terbuka,” katanya.

Rupanya, perkenalannya dengan menti juga tak banyak membantu. Sepertinya, menti sulit mengkondisikan warganya untuk bisa menerima Abdi sebagai bagian dari kelompoknya. 

Apalagi, mobilitas kelompok Sungai Terab ini cukup tinggi. Mereka selalu berpindah-pindah tempat tiap bulannya. Akibatnya, Abdi tidak punya banyak banyak untuk bisa berinteraksi dan terpaksa harus turut mengikuti kemana mereka pergi. 

Selain lelah, dia juga harus bisa beradaptasi dengan kehidupan mereka dengan segala macam ragam dan perilaku. Sampai akhirnya orang rimba ini mau menerima abdi dan percaya setelah enam bulan dia membuntuti.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News