Heboh Ancaman Pembunuhan terhadap Anies, Analisis Reza Indragiri Bikin Ngeri
Dia menyebut hanya perlu satu unsur lagi yang belum, yaitu insentif, agar bisa sempurna disebut sebagai rencana kejahatan terencana.
"Jadi, pengancam sudah hampir lengkap kalkulasi kejahatannya," kata penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne Australia itu.
Menurut Reza, ada dua kemungkinan motif mengapa pengancam tidak menulis insentif yang ingin dia raih, yakni emosional maupun instrumental.
"Kemungkinannya, bukan emosional. Jika emosional adalah motifnya, untuk sebuah chat singkat di medsos, yang didahulukan pelaku dalam sebuah chat tunggal adalah meluapkan isi hati," terang Reza.
Indikasi kelima, semestinya ancaman ini tidak hanya dipandang sebagai serangan ke Anies. Hal yang sama patut disikapi sebagai tantangan terhadap polisi.
"Seberapa cepat dan ajeg polisi merespons, akan menentukan kuat lemahnya deterrence effect," kata Reza.
Dia mengatakan kelambanan polisi menangkap pelaku juga akan menunjukkan betapa pengamanan terhadap capres di ruang maya masih belum optimal.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar patroli dan pengawalan berbasis siber juga harus diperkuat.
Analisis Reza Indragiri soal ancaman pembunuhan terhadap Capres RI Anies Baswedan berupa penembakan bikin ngeri. Simak selengkapnya.
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- Analisis Qodari Soal Pilkada Jakarta 2024, Soroti Sikap Anies Dukung Pram - Rano
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kasatreskrim Ditembak Kabag Ops di Sumbar, Kadiv Propam Bilang Begini
- 5 Berita Terpopuler: Terungkap Kriteria Honorer dapat Afirmasi di Seleksi PPPK, Silakan Lapor ke Sini jika Ada Kekurangan
- Heboh Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Perintah Kapolri Tegas!