Heboh #KaburAjaDulu, Begini Tanggapan Dosen ITB

Heboh #KaburAjaDulu, Begini Tanggapan Dosen ITB
Ketua Dewan Pembina Indonesia Juara Foundation sekaligus Dosen Peneliti Tenaga Kerja di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB Muhammad Yorga Permana. Foto: Doc. SBM ITB

Ketiga, kesiapan anak muda dalam menghadapi dunia kerja menjadi faktor krusial. Persiapan yang matang diperlukan agar mereka lebih siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan di dunia kerja.

Artinya rasa frustrasi akibat persiapan yang belum cukup di masa transisi sekolah ke dunia kerja turut menjadi pendorong kemarahan mereka terhadap ketidakpastian iklim dunia kerja.

Menurut Yorga, saat ini kondisi pasar kerja Indonesia menghadapi tantangan serius.

“Pekerjaan layak di Indonesia sangat terbatas. Angka pengangguran resmi mencapai 7,2 juta orang, tetapi ada yang disebut hidden unemployment yang jumlahnya diperkirakan mencapai 12-15 juta orang," jelasnya.

“Selain itu, hanya 40 persen dari pekerjaan yang masuk kategori sektor formal, sementara 60 persen lainnya merupakan pekerjaan informal. Jika bicara sektor formal, sebenarnya hanya 24 persen dari mereka yang benar-benar memiliki kontrak kerja formal,” sambung Yorga.

Situasi ini semakin diperburuk dengan gelombang PHK. Data resmi pemerintah menunjukkan bahwa lebih dari 80 ribu orang telah kehilangan pekerjaan di tahun 2024, dan kemungkinan jumlahnya lebih besar.

Menurutnya, jika rasa frustrasi ini dikaitkan dengan realitas ekonomi dan politik, dampaknya bisa sangat luas. Ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan, maka mereka tidak memiliki pendapatan.

Hal ini menyebabkan melemahnya kelas menengah, yang seharusnya menjadi penopang demokrasi. Tanpa adanya kelas menengah yang kuat, daya dukung terhadap demokrasi akan lemah; sehingga memperumit kondisi politik, serta mempersempit ruang untuk menyuarakan kritik.

Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) memberi tanggapan ihwal tagar #KaburAjaDulu yang belakangan viral di medsos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News