Heboh #KaburAjaDulu, Begini Tanggapan Dosen ITB

Sementara itu, berbagai program pemerintah yang sering dipromosikan di media sosial belum cukup meyakinkan anak muda. Banyak yang merasa bahwa program-program tersebut lebih bersifat simbolis tanpa dampak nyata.
“Saya senang anak muda kritis, karena itu bentuk kontrol sosial. Tetapi mereka butuh kebijakan yang benar-benar bisa dirasakan dampaknya, bukan sekadar gimmick,” ungkapnya.
Yorga menilai, ambisi Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 bisa terancam jika kondisi ini terus berlanjut.
Target Indonesia Emas adalah 80 persen penduduk berada di kelas menengah, tetapi di tahun 2019 jumlahnya baru mencapai 21 persen.
Bahkan, menurut data BPS terbaru, angka tersebut justru menurun menjadi 17 persen di tahun 2024. Indikator ini menunjukkan bahwa Indonesia belum berada di jalur yang diharapkan untuk mencapai visi tersebut.
Menurutnya, bekerja di luar negeri bisa menjadi solusi jika dilakukan dengan persiapan matang.
“Jika tidak siap, mereka bisa berakhir sebagai tenaga kerja ilegal. Namun, bagi knowledge workers, ini bisa menjadi kesempatan besar,” ucapnya.
Yorga menambahkan bahwa bekerja di luar negeri dapat memberikan manfaat bagi Indonesia melalui brain circulation.
Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) memberi tanggapan ihwal tagar #KaburAjaDulu yang belakangan viral di medsos.
- Menteri Lingkungan Hidup Beri Teguran Keras untuk TPA Sarimukti
- AKBP Abdul Ungkap Kronologi dan Motif Pelaku Perundungan Siswa SMP di Kota Bandung
- Dedi Mulyadi Resmi Jadi Gubernur Jabar, Bey Machmudin Mengaku Lega
- 4 Kepala Daerah Jabar dari PDIP Tidak Ikut Retret ke Magelang, Ini Sebabnya
- Jauh Sebelum #KaburAjaDulu Trending, Ribuan Warga Jateng Sudah Kerja di Luar Negeri
- Farhan Ikut Retret di Magelang, Erwin Diperintahkan Fokus 2 Masalah Ini