Heboh Penangkapan 2 Konglomerat di Hongkong
Bukti Adanya Konspirasi, Bisa Ubah Citra dan Indeks Persepsi Korupsi
Minggu, 01 April 2012 – 16:23 WIB
REPUTASI Hongkong sebagai salah satu wilayah paling bebas korupsi di Asia tercoreng. Dua taipan bisnis yang juga konglomerat di wilayah otonomi Tiongkok tersebut memicu heboh dan kegemparan akibat korupsi. Thomas Kwok, 60, dan Raymond Kwok, 58, kakak beradik yang menjadi bos raksasa properti Hongkong, Sun Hung Kai Properties Ltd, terjerat skandal suap atau kasus penyuapan sehingga ditangkap oleh Komisi Independen Antikorupsi (ICAC) Hongkong pada Kamis lalu (29/3).
Penangkapan Kwok bersaudara itu berdampak signifikan di pasar modal. Begitu kabar penangkapan itu tersiar dan beredar, saham Sun Hung Kai pun langsung anjlok sekitar 15 persen pada sesi pertama bursa saham Jumat lalu (30/3). Dalam empat jam, nilai pasar saham perusahaan properti tersebut terpuruk sehingga mengakibatkan investor rugi USD 6 juta (sekitar Rp 54,8 miliar).
Selain mengamankan Thomas dan Raymond, ICAC juga menangkap Rafael Hui. Tokoh yang menjabat sebagai chief secretary (semacam menteri sekretaris negara) Hongkong pada 2005-2007 itu juga pernah menjadi penasihat penting di Sun Hung Kai. Kepada CNN, sumber ICAC menyatakan bahwa tiga serangkai itu langsung menjalani serangkaian interogasi dengan petugas. Tetapi, belum ada satu pun yang dikenai dakwaan.
Dalam edisi online kemarin (31/3), RTHK melaporkan bahwa Thomas, Raymond, maupun Hui telah dibebaskan Jumat malam (30/3). Tidak banyak penjelasan ICAC soal skandal tersebut. Termasuk, informasi seputar penangkapan dan pembebasan ketiganya. Berbagai media memberitakan bahwa Kwok bersaudara diciduk dalam penggerebekan dan operasi atau razia antikorupsi.
REPUTASI Hongkong sebagai salah satu wilayah paling bebas korupsi di Asia tercoreng. Dua taipan bisnis yang juga konglomerat di wilayah otonomi Tiongkok
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer