Heboh Penangkapan 2 Konglomerat di Hongkong
Bukti Adanya Konspirasi, Bisa Ubah Citra dan Indeks Persepsi Korupsi
Minggu, 01 April 2012 – 16:23 WIB
Selama ini, pemerintah Hongkong selalu memiliki hubungan istimewa dengan kalangan taipan properti yang mendominasi jumlah pebisnis di bekas koloni Inggris tersebut. ’’Penangkapan itu menggarisbawahi persepsi masyarakat soal kedekatan atau konspirasi pemerintah dan pebisnis. Sejak lama, masyarakat curiga bahwa pemerintah dan pebisnis Hongkong punya hubungan tak wajar,’’ komentar David Webb, aktivis korporasi pemerintah.
Komentar senada juga diungkapkan Steve Vickers, pakar keamanan dan mantan kepala Hong Kong Police Criminal Intelligence Bureau. ’’Penangkapan itu jelas membawa guncangan bagi kalangan pebisnis Hongkong,’’ ujarnya. Apalagi, jika Thomas dan Raymond serta Hui kelak benar-benar terbukti terlibat skandal suap. Vickers menyebut skandal tersebut sebagai kasus high profile yang berpotensi mengubah citra positif Hongkong.
Selama ini, Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Hongkong termasuk bagus. Menurut Transparency International, pada 2011 (tahun lalu) Hongkong berada di peringkat 12 dalam daftar negara (wilayah) dengan tingkat korupsi terendah di dunia. Sebagai perbandingan, pada periode sama, Amerika Serikat (AS) hanya menempati peringkat 24.
Di sisi lain, Webb juga menduga penangkapan Thomas dan Raymond sebagai buntut dari konflik internal keluarga besar Kwok pada 2008. Ketika itu, Thomas dan Raymond menyingkirkan Walter dari posisi penting perusahaan. ’’Tampaknya, penangkapan itu punya keterkaitan dengan konflik internal pada 2008. Buktinya, Walter tidak ikut ditangkap,’’ ungkapnya. (CNN/WSJ/RTHK/hep/dwi)
REPUTASI Hongkong sebagai salah satu wilayah paling bebas korupsi di Asia tercoreng. Dua taipan bisnis yang juga konglomerat di wilayah otonomi Tiongkok
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer