HEBOH! Pendapatan Pengemis Ini Rp 2,2 Miliar Setahun
jpnn.com - “KERJA” keras pengemis ini sangat mengejutkan banyak pihak. Betapa tidak, dalam setahun dia berhasil mengumpulkan uang senilai Rp 2,2 miliar.
Pengemis yang tidak disebutkan namanya itu biasanya mangkal di Kota Wolverhampton, West Midlands, Inggris. Dalam sehari, dia bisa membawa pulang uang senilah GBP 500 atau senilai Rp 9,3 juta. Berarti, apabila dia sebulan bekerja selama 30 hari, maka dia akan mendatkan uang sekitar Rp 279 juta! Dan dalam setahun bisa meraup Rp 3,3 miliar.
Namun menurut Daily Mail, dalam seminggu, biasanya dia hanya bekerja selama lima hari. Dengan begitu, selama seminggu dia meraup sekitar GBP 2.500 atau Rp 46,4 juta. Sebulan Rp 185,6 juta.
Nah jika ditotal, dalam setahun “gajinya” pun mencapai Rp 2,2 miliar.
Pendapatan pengemis kaya tersebut nyaris menyamai gaji Perdana Menteri Inggris, David Cameron senilai GBP 142.500 atau Rp 2,6 miliar dalam setahun.
Ketua lingkungan Wolverhampton yang juga anggota dewan perburuhan, Steve Evans, mengatakan, pengemis kaya tersebut diketahui tinggal di rumah mewah. “Informasi bahwa ia (pengemis) mendapatkan GBP 500 poundsterling per hari dari hasil meminta-minta didapat dari anggota dewan yang lain,” ujar Evans.
“Kami tahu dia bukan tunawisma karena ia tinggal di rumah yang cukup layak. Namun ia terlihat di tengah-tengah pusat kota pada jam sibuk dan senang untuk duduk di sana sepanjang hari,” tambah Evans. (one/ps/mas/jpnn)
“KERJA” keras pengemis ini sangat mengejutkan banyak pihak. Betapa tidak, dalam setahun dia berhasil mengumpulkan uang senilai Rp
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan