Heboh Wacana Mapel Sejarah Dihapus, Fadli Zon Bikin Ulasan Ditujukan ke Nadiem

Heboh Wacana Mapel Sejarah Dihapus, Fadli Zon Bikin Ulasan Ditujukan ke Nadiem
Fadli Zon menanggapi wacana penghapusan mata pelajaran sejarah. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Ia menjelaskan dalam UU  Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

“Nilai-nilai itu sejatinya terangkum di dalam pendidikan sejarah. "Historia magistra vitae", sejarah adalah guru kehidupan,” ungkap mantan wakil ketua DPR itu.

Fadli Zon berharap Kemendikbud berhati-hati dalam merancang penyederhanaan kurikulum ini.

Di satu sisi, Fadli Zon melihat memang perlu mendukung penyederhanaan kurikulum agar tidak terlalu membebani siswa-siswa, selain juga agar lebih adaptif terhadap kondisi kekinian.

“Namun, di subyek mana penyederhanaan itu harus dilakukan, saya kira ini harus didiskusikan secara luas dan mendalam terlebih dahulu,” ujar ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen ini.

Menurutnya, soal strategis seperti penyederhanaan kurikulum ini memang tak sepantasnya didiskusikan diam-diam dan instan, tetapi semuanya harus dilakukan secara terbuka.

Fadli Zon menegaskan bahwa stakeholder pendidikan di Indonesia sangat banyak.

“Kita semua berkepentingan, mau dibawa ke mana pendidikan kita? Kita kan sebelumnya tak pernah mendengar Menteri Pendidikan membentuk tim penyederhanaan kurikulum, atau menggelar diskusi publik terkait persoalan itu. Kenapa kemudian tiba-tiba bisa beredar draf penyederhanaan kurikulum semacam itu?” kata Fadli Zon.

Fadli Zon mengingatkan Mendikbud Nadiem Makarim terkait wacana penghapusan mata pelajaran sejarah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News