Hebohnya Grand Prix Australia dengan Pembalap 17 Tahun
jpnn.com - Secara global, Formula 1 sebenarnya sedang lesu. Tapi, hal itu tidak terasa di Australia. Padahal, sudah 20 tahun lamanya sirkus balap tersebut tampil di Melbourne. Berikut catatan AZRUL ANANDA, yang sejak 2001 sudah beberapa kali meliput di sana.
Sebagai penggemar Formula 1 yang sudah mengikuti secara intens sejak 1990-an, rasanya sedih melihat perkembangan seri balap paling bergengsi tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Perubahan mesin dari V8 2.400 cc menjadi V6 1.600 cc Turbo hybrid menghilangkan salah satu ''magic'' F1, yaitu bunyinya yang melengking tinggi. Saat ini, bunyinya menjadi raungan ''biasa'' yang tidak lagi menggetarkan telinga dan dada.
Lebih ramah lingkungan? Mungkin iya. Tapi, rasanya hanya image semata. Hanya ada 20 mobil F1 berseliweran di dunia. Sangat-sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jutaan mobil berasap parah di seluruh dunia.
Situasi ekonomi global tidak menolong. Sponsor tidak lagi mudah didapat. Tim-tim F1 tidak bisa seperti dulu lagi, mengeluarkan duit triliunan rupiah hanya untuk menurunkan dua mobil selama setahun.
Repotnya, F1 juga tidak mampu menyelesaikan masalah atau mengantisipasi masalah masa depan yang lebih menantang.
Di F1 saat ini, seperti tidak ada visi yang jelas. Juga, tidak ada kesepakatan-kesepakatan untuk kepentingan bersama.
Sudah bukan rahasia, pemirsa F1 secara global terus menurun.
Secara global, Formula 1 sebenarnya sedang lesu. Tapi, hal itu tidak terasa di Australia. Padahal, sudah 20 tahun lamanya sirkus balap tersebut tampil
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408