Hedonisme dan Korupsi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Senin, 27 Maret 2023 – 20:21 WIB

Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com
Jawabnya adalah praktik demokrasi yang dibarengi dengan pengawasan publik yang ketat agar mampu menghasilkan stimulus, supaya setiap kepentingan pembuat undang-undang sejalan dengan kepentingan publik.
Dalam praktik di Indonesia, para pejabat publik itu justru yang banyak melakukan pelanggaran etik dengan pamer kekayaan yang tidak jelas sumbernya.
Mekanisme demokrasi yang lemah di Indonesia menyebabkan gaya hidup hedonisme sulit diberantas.
Parade pamer kekayaan para pejabat publik itu menimbulkan kecurigaan yang meluas, bahwa para hedonis plat merah itu mendapatkan kekayaannya melalui korupsi. (**)
Para netizen marah terhadap pamer kekayaan para pegawai pemerintah itu, dan mereka melakukan witch hunt, perburuan para tukang tenung.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
BERITA TERKAIT
- Mantan Bupati Lampung Timur Jadi Tersangka Korupsi, Langsung Ditahan
- Baru Menang Tender, Kontraktor Dimintai Rp 500 Juta, Alamak
- IAW Soroti Upaya Pelemahan Kejaksaan di Revisi KUHAP
- Kasus Suap Hakim Rp 60 Miliar, Ada Catatan Ini di Rumah Marcella Santoso
- Ditanya Pemanggilan La Nyalla, KPK: Tunggu Saja
- Ini Respons Bahlil soal Nasib Ridwan Kamil di KPK