Helen Pausacker, Dalang Perempuan Australia Tekuni Wayang 40 Tahun
Helen Pausacker jatuh cinta dengan wayang kulit selama lebih dari 40 tahun, dan satu-satunya perempuan Australia yang belajar secara profesional menjadi dalang. Saat tampil di Australia, Helen mendalang dalam Bahasa Inggris.
Wayang kulit sudah ditampilkan di tanah Jawa sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu.
Secara tradisional, wayang terbuat dari kulit kerbau yang diawetkan dan diwarnai di kedua sisinya. Seni pertunjukan ini tergolong bentuk teater yang paling rumit di dunia.
Cerita wayang diambil dari kisah epik Mahabharata dan Ramayana, yang berasal dari zaman Kerajaan Hindu Jawa di masa lalu, tapi tiap pertunjukannya biasanya didasarkan pada secuil bagian dari kisah epik tersebut.
Karakter dalam ceritanya menentukan kepribadian dan suara masing-masing wayang. Termasuk karakter jenaka yang mengomentari peristiwa terkini, atau bergurau tentang pihak pendukung pertunjukan atau musisi yang kebetulan menemani tampil.
"Bisa saja membuat cerita yang benar-benar baru atau disebut 'carangan' atau 'cabang cerita', selama ia tak mempengaruhi peristiwa utama di Mahabharata dan Ramayana. Bagaimana pun, dengan kendala yang dimiliki cerita itu beserta strukturnya, ada ruang untuk interpretasi, mengingat tradisi bersifat oral, sehingga tak harus mengintepretasikan naskah tertulis," terang Helen.
Wayang kulit yang ditampilkan di Pulau Jawa (Foto: Helen Pausacker).
Helen Pausacker jatuh cinta dengan wayang kulit selama lebih dari 40 tahun, dan satu-satunya perempuan Australia yang belajar secara profesional
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Didesak Percepat Ekspor Militer ke Australia
- Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
- Dunia Hari Ini: Bom Amerika dari Era Perang Dunia II Meledak di Jepang
- Sebuah Laporan Menunjukkan Tindakan Rasisme yang Terjadi di Lembaga Penyiaran Australia ABC
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Jepang Baru Akan Menggelar Pemilu Dadakan
- Dunia Hari Ini: Israel Serang Yaman, Menyebut Menargetkan Kelompok Houthi