Helena Lim Ceritakan Jadi Yatim Hingga Jualan Nasi & Keripik saat Bacakan Pleidoi

jpnn.com, JAKARTA - Pemilik perusahaan money changer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) Helena Lim menceritakan perjalanan hidupnya saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
Dalam persidangan itu, Helena menanggapi tuntutan jaksa penuntut umum yang meminta majelis hakim menyatakan dirinya bersalah membantu Harvey Moeis dalam mengelola hasil tindak pidana korupsi.
Dalam pleidoinya, Helena menyebut fakta terkait substansi perkara dugaan korupsi pada tata niaga komoditas timah yang menjeratnya tertutup.
"Fakta materi perkara yang tertutup dengan bingkai popularitas negatif kejatuhan seorang crazy rich PIK (Pantai Indah Kapuk) Helena Lim," kata Helena dikutip, Jumat (13/12).
Dia juga mengungkapkan dirinya sebenarnya bukan berasal dari kalangan ekonomi atas, melainkan justru dari kalangan bawah.
Helena mengaku sudah menjadi anak yatim sejak berusia 12 tahun dan ibunya harus bekerja keras membiayai lima anaknya untuk diberi makan dan sekolah dengan jerih payahnya sendiri.
"Di usia yang masih belia, saya sudah mencari uang dengan membantu mama menjahit sepatu, berjualan nasi, sampai berjualan keripik di sekolah,” lanjutnya.
Dia menyebutkan ketika di usia 17 tahun, dirinya sudah bekerja di perusahaan besar dan bisa membiayai kuliah saya sendiri.
Pemilik perusahaan money changer PT QSE helena Lim menceritkan perjalanan hidupnya saat membacakan pleidoi di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (12/12)
- Kuasa Hukum Harvey Moeis Bantah Telah Mengajukan Kasasi
- Harvey Moeis Kembali Jadi Perbincangan, Ini Sebabnya
- Anggota DPR Apresiasi Hasil Banding Kejaksaan di Perkara Harvey Moeis
- Ahli Hukum Sebut Vonis Banding untuk Harvey Moeis dan Helena Lim sebagai Putusan Sesat
- Kuasa Hukum Harvey Moeis Buka Suara Soal Vonis Diperberat, Sebut Wafatnya Rule of Law
- Vonis Harvey Moeis Diperberat, Komisi III DPR: Ini Tamparan untuk Kejaksaan