Hemat BBM, Jokowi Disarankan Batasi Penggunaan Mobil

jpnn.com - JAKARTA - Dalam pemerintahan baru, pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diminta memberlakukan smart card, yaitu kartu pintar untuk memonitor penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Smart card disarankan menggunakan data sensus penduduk yang terakhir, sambil paralel melakukan pendataan baru. Dengan smart card ini diharapkan dapat membatasi penggunaan mobil dalam setiap rumah tangga.
Hal ini disampaikan Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Akhmad Syakhroza dalam diskusi Menyiasati Penghapusan Subsidi BBM dan Kompensasi bagi Orang Miskin, di Jakarta Pusat, Jumat, (29/8).
"Setiap rumah dibatasi hanya satu mobil, kelas Kijang ke bawah, dengan batas maksimal 10 liter per hari atau 1 motor dengan batas maksimal 2 liter per hari," ujar Akhmad.
Menurut Akhmad saat ini jumlah pengguna kendaraan sangat banyak dan kebanyakan memanfaatkan BBM bersubsidi sehingga kebutuhan bahan bakar pun terus bertambah. Satu keluarga, ujarnya, bisa memiliki tiga hingga empat mobil. Ini yang, ujarnya, patut diatur melalui smart card, dengan demikian BBM bersubsidi dapat disalurkan tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan di lapangan.
Ia juga menyarankan pengurangan konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap dengan target 10 juta kl/tahun atatu setara dengan Rp 50 triliun. "Dalam 5 tahun tidak ada lagi BBM bersubsidi," tandas Akhmad. (flo/jpnn)
JAKARTA - Dalam pemerintahan baru, pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diminta memberlakukan smart card, yaitu kartu pintar untuk memonitor penggunaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bentrokan Kembali Pecah di Puncak Jaya, Banyak Warga Mengungsi ke Polres & Kodim
- Banjir di Bekasi Meluas, Ketinggian Capai 3 Meter
- Bea Cukai Gagalkan Pengiriman 223.600 Batang Rokok Ilegal di Jalur Semarang-Kendal
- Rusuh Pendukung Bupati di Puncak Jaya, Satu Orang Tewas, Puluhan Terluka
- PTPN I Berkomitmen Menjaga Kelestarian Alam Wilayah Agrowisata Gunung Mas
- Bea Cukai Tembilahan dan Polres Inhil Sita 3,2 Kg Sabu-Sabu dari ABK KLM Mutiara Mas