Hemofilia dan VWD Perlu Diwaspadai Meski Prevalensinya Rendah

Hemofilia dan VWD Perlu Diwaspadai Meski Prevalensinya Rendah
Data Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) 2024 menunjukkan baru sekitar 11% pasien hemofilia berhasil teridentifikasi di Indonesia, atau sebanyak 3.658 orang. Jumlah ini masih jauh dari perkiraan yang seharusnya sejumlah 28 ribu pasien. Foto dok. HMHI

Pasien dengan kelainan VWD sering kali pada awalnya ditangani di unit gawat darurat dengan komplikasi perdarahan seperti menstruasi yang sangat berat, perdarahan pascamelahirkan, dan mudah memar.

Para pasien juga berharap obat konsentrat faktor pembekuan dapat terus ditanggung oleh BPJS. Mengingat obat ini terbukti efektif menyembuhkan dan menghindarkan pasien dari risiko infeksi melalui darah seperti Hepatitis dan lainnya.

Head of Oncology & Rare Disease Business Unit PT Takeda Indonesia, Shinta Caroline, memahami perjalanan para pasien dan keluarga penyandang hemofilia penuh tantangan. Penting diagnosa sejak dini serta tepat agar penyandang bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai.

"Karena itu, kami berkomitmen menjadi mitra jangka panjang dalam meningkatkan layanan kesehatan, bersama HMHI dan para tenaga medis, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat, agar penyakit ini bisa dikenali lebih awal," kata Shinta. (esy/jpnn)

Hemofilia dan VWD perlu diwaspadai meskipun prevalensinya rendah karena banyak kasus yang belum terdiagnosis


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News