Hendropriyono Dukung Kejagung dan TNI Razia Buku Anti-Pancasila
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengatakan, masyarakat seharusnya mendukung langkah Kejaksaan Agung dan TNI merazia buku yang isinya berpotensi merusak generasi muda.
“Langkah ini sudah benar, cepat dan tepat untuk sifatnya pencegahan. Berbeda dengan razia buku yang pernah dilakukan aktivis LSM pada tahun 2001,” kata Hendropriyono, Senin (28/1).
Menurut ketua Senat Dewan Guru Besar Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) itu, buku berisi paham anti-Pancasila yang bertujuan meracuni generasi muda memang harus dirazia.
Namun, buku-buku yang pernah dirazia sejumlah aktivis LSM pada 2001 memiliki nilai intelektual.
Bahkan, buku-buku yang dirazia itu menjadi referensi karya-karya ilmiah seperti Filsafat Marx karangan Frans Magniz Suseno.
“Itu salah besar karena melanggar hukum yang mengatur larangan beredarnya sebuah buku seperti itu merupakan domain judikatif. Sebab, nantinya tumbuh generasi yang tidak lagi mencintai bangsanya, anti-NKRI, anti-Pancasila,” kata Hendropriyono.
Menurut dia, buku yang dirazia kali ini bersifat propaganda dan bertujuan menggalang opini umum agar menjadi kekuatan pendesak terhadap pemerintah.
Dia menambahkan, provokasi PKI dan paham anti-Pancasila yang makin marak membuat kondisi sosial masyarakat terguncang.
AM Hendropriyono mengatakan, masyarakat seharusnya mendukung langkah Kejaksaan Agung dan TNI merazia buku yang isinya berpotensi merusak generasi muda.
- Pakar Intelijen Sebut Pramuka Pemersatu Bangsa, Jangan Sampai Dibubarkan
- Bamsoet Mengapresiasi Gagasan Hendropriyono Melestarikan Budaya Bangsa
- Hendropriyono Bangun Keraton Majapahit Jakarta, Bamsoet: Sangat Dibutuhkan Generasi Muda
- Hendropriyono Komentar Soal Buku Wirang Birawa, Begini Katanya
- Kisah Luhut Gagal 'Membina' Gus Dur di Era Soeharto, Ini yang Terjadi
- Luhut Tak Kuasa Mendengar Kata Perintah Panglima Tertinggi, Karier Militernya Terhenti