Hengkang dari Koalisi, Menteri Tak Harus Diganti
Kamis, 10 Maret 2011 – 03:03 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhony Allen MArbun, menegaskan bahwa belum tentu penataan koalisi diikuti dengan reshuffle kabinet. Bahkan jika ada partai yang hengkang dari koalisi pendukung pemerintah, belum tentu kader yang jadi pembantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II lantas diganti. Jika akhirnya koalisi dimaknai harus mendukung pemerintah, kata Jhony, maka itu merupakan konsekuensi. Namun sebaliknya, sambungnya, bergabung dengan koalisi tidak lantas harus punya kurtsi menteri.
Hal itu disampiakan Jhony saat ditemui di sela-sela diskusi bertema "Hak Angket Dalam Perspektif Presidensil" yang digelar Pokja Hukum dan HAM Partai Demokrat, di sebuah hotel di Jakarta, Rabu (9/3). Jhony menegaskan, format koalisi hanya untuk parlemen.
"Sementara kabinet atau menteri itu hak prerogatif presiden. Tak harus dari yang berkoalisi. Presiden yang lebih tahu siapa ditempatkan di mana. Saya kira koalisi dengan kabinet harus dibedakan," ujar Jhony.
Baca Juga:
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Jhony Allen MArbun, menegaskan bahwa belum tentu penataan koalisi diikuti dengan reshuffle kabinet. Bahkan
BERITA TERKAIT
- Polres Rohil Kerahkan 363 Personel Amankan Pilkada 2024, Ini Pesan AKBP Isa
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Relawan Jejaring Paguyuban Sunda Pramono-Rano Dirikan Posko Aduan di 20 Kecamatan
- Survei Trust Indonesia: Agung-Markarius Diprediksi Menang Telak di Pilwalkot Pekanbaru
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Bawaslu Minta Masyarakat Segera Lapor Jika Menemukan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat