Henry Saragih, Orang Deli Serdang Koordinator Gerakan Petani Dunia

Terpilih Jadi Tokoh Lingkungan Bersama Pangeran Charles

Henry Saragih, Orang Deli Serdang Koordinator Gerakan Petani Dunia
Henry Saragih (kiri) bersama rekan seperjuangannya, Presiden Bolivia Evo Morales. Foto : Henry Saragih for Jawa Pos
Rupanya, hari itu ada kabar penggusuran petani masyarakat adat di daerah Jambi oleh aparat dari Kementerian Kehutanan dan polisi. Henry langsung turun tangan dengan menemui Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Pertemuan itu menelurkan kesepakatan, yakni ditariknya aparat kepolisian dari wilayah tempat tinggal masyarakat adat. Sementara itu, masyarakat adat dilarang memperluas areal pertanian di wilayah hutan. "Kesepakatan itu harus dikawal. Kalau tidak, nanti sewaktu-waktu petani di sana bisa digusur lagi," ujarnya.

Upaya Henry membela petani Jambi itu bagaikan menarik ingatannya kembali pada 25 tahun silam. Ketika itu, pada 1987, Henry yang masih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) sudah aktif dalam gerakan mahasiswa yang berfokus mendampingi petani di Sumatera Utara.

Pada 1992, Henry bersama rekan-rekannya membentuk Serikat Petani Sumatera Utara. Di beberapa daerah lain seperti di Jawa Barat, para aktivis mahasiswa juga membentuk organisasi semacam. "Tentu, semua perkumpulan itu underground (gerakan bawah tanah, Red) karena pemerintah Orde Baru sangat antipati terhadap gerakan-gerakan tani," ujarnya dengan logat Batak yang cukup kental.

TERNYATA ada petani Indonesia yang masuk menjadi petani berpengaruh di dunia. Dia adalah Henry Saragih, ketua umum Serikat Petani Indonesia (SPI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News