Hentikan Berbalas Pantun Politik Jelang Pilpres
"Bahkan bisa memicu konflik horizontal di tengah masyarakat," jelasnya.
Emrus menegaskan, bangsa ini harus sesegera mungkin memikirkan solusi dan mengimplementasikannya dengan cepat.
Emrus menyarankan tiga pemikiran solutif untuk mewujudkan pemilu damai, bermutu, yang diikat dengan kebersamaan kebangsaan Indonesia.
Pertama, menawarkan program bukan adu program. Adu program belum saatnya bisa dilakukan dalam suatu kompetisi politik di tanah air.
Sebab, kata Emrus, dalam kampanye pilpres kali ini dengan adu program, para aktor politik masih cenderung berupaya keras melakukan pembenaran programnya.
Tanpa sedikitpun mengemukakan sisi kekurangan dari programnya itu. "Padahal, tidak ada program sempurna," tegasnya.
Di sisi lain, program yang ditawarkan oleh teman bersaing selalu dianggap tidak benar. Upaya pembenaran dilakukan aktor politik bahwa program kawan bersaing selalu salah.
"Padahal sejelek apa pun program, pasti ada sisi bagusnya," ungkapnya.
Antara dua kubu paslon pilpres saling menembakkan peluru sindirikan komunikasi politik ke ruang publik.
- NasDem Kembali Tegaskan Komitmen Mengawal Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Sampai Tuntas
- Nasakom
- Soetrisno Bachir Diusulkan Jadi Menteri, Pengamat: Kurang Mumpuni
- Menurut Ferdinand Hutahaean, Fadli Zon Terlalu Baper
- Prabowo - Sandi Jadi Anak Buah Jokowi, Respons Mardani PKS Cukup Menohok
- Jokowi Mengukir Sejarah, 2 Kali Kalahkan Prabowo - Sandi