Hentikan Kebiasaan Menyisakan Makanan, Dampaknya Sangat Besar
jpnn.com, JAKARTA - Satu kebiasaan yang jarang disadari, yakni menyisakan makanan ternyata memiliki dampak negatif sangat besar.
Kebiasaan menyisakan makanan dapat memicu pemanasan global atau global warming.
Hal itu karena sampah organik yang berasal dari sisa makanan menghasilkan gas metana ketika dibuang dan menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA).
Gas metana merupakan gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan efek rumah kaca, penyebab terjadinya pemanasan global. Gas metana bisa merusak lapisan ozon.
Mengajak masyarakat agar meninggalkan kebiasaan buruk tersebut dan menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan sesama, Nongshim Indonesia melakukan kampanye gerakan "Seribu Nongshim untuk Semua".
Brand Manager PT Sukanda Djaya, Jenny Liliyanty menyampaikan gerakan ini awalnya dilakukan di platform digital dengan menggerakkan followers sebagai partisipan.
Menurut dia, kegiatan tersebut mengajak para peserta untuk mengikuti aktivitas yang dilakukan di akun Instagram Nongshim, yakni setiap video yang masuk akan dikonversi dengan jumlah produk Nongshim yang akan dibagikan.
"Selain memberikan pesan positif, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan dampak nyata kepedulian Nongshim Indonesia di dalam sektor pangan, terutama yang erat kaitannya dengan menumbuhkan empati di kehidupan sosial," kata dia dalam siaran pers, Kamis (16/6).
Kebiasaan menyisakan makanan ternyata dapat memicu pemanasan global atau global warming.
- Lewat Kampanye Go Green, Kolaborasi Indonesia & Taiwan Bisa Hadirkan Solusi Praktis
- Upaya Peruri Mengurangi Emisi dan Dampak Pemanasan Global
- Kiai Maman: Eco Pesantren Cara Efektif Mencegah Bencana Iklim
- Ikhtiar PIS Menekan Dampak Pemanasan Global
- PT Aludra dan ASISI Kerja Sama untuk Mencegah Perubahan Iklim
- Pola Makan Berbasis Nabati Bisa Kurangi Pemanasan Global, Ini Faktanya