Hentikan Perdebatan Cebong vs Kampret, Generasi Muda Harusnya Sibuk Membangun Bangsa
Selain itu, menurutnya, gampang-gampang sulit untuk mengidentifikasi siapa saja pelakon dalam rivalitas itu.
Tetapi boleh diasumsikan bahwa mayoritas adalah generasi milenial, karena mereka mengekspresikan rasa dan emosi melalui media sosial.
Sisi positifnya adalah baik Cebong maupun Kampret peduli pada politik dan negaranya.
Sisi negatifnya pada aspek etika berekspresi atau menyuarakan pendapat. Namun, bisa dipastikan bahwa perjalanan waktu akan mereduksi persoalan ini.
Kalau rivalitas ‘Cebong versus Kampret’ berpijak pada sikap dan pilihan politik, orientasi para pelakon rivalitas itu akan bergeser jika kepada mereka ditunjukan gambaran tentang tantangan masa kini dan masa depan.
Pergeseran orientasi itu dalam jangka dekat mestinya lebih mudah, karena Pemilu sudah selesai.
Salah satu bentuk upaya mereduksi persoalan itu adalah membangun kesadaran dan pemahaman bersama tentang tantangan generasi milenial, baik tantangan terkini maupun tantangan di masa depan.
Setelah menyadari dan memahami tantangan itu, generasi milenial harus diberi pemahaman tentang program apa saja yang dirancang negara untuk menyiapkan sekaligus menjadikan mereka generasi yang kompeten menghadapi tantangan itu.
Sisi negatif dari rivalitas cebong dan kampret adalah pada aspek etika berekspresi atau menyuarakan pendapat.
- Soal PJJ, Gus AMI: Perlu Terobosan Cepat Mendikbud Libatkan Masjid, Gereja dan Tokoh Agama
- Timwas DPR Minta Gugus Tugas Covid-19 Perbanyak Rapid Test
- Ribka Tjiptaning: Perempuan Indonesia Harus Berani Tampil di Semua Lini Kehidupan
- Andi Akmal Pasluddin Bantu Solusi Kebutuhan Pupuk Petani di Bone
- DPR: Hampir 98 Persen Lapas Kelebihan Kapasitas
- Pimpinan DPR Berharap Ekonomi Provinsi Penerima Dana Otsus Lebih Maju