Hentikan Perselisihan Kelompok Pro dan Kontra Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) prihatin dengan maraknya perang tanda pagar di media sosial antarpendukung Joko Widodo dan bukan.
Menurut Bamsoet, kondisi ini sangat tidak menggembirakan bagi kedamaian masyarakat.
"Situasi yang tidak menggembirakan dan mengkhawatitkan justru bagi kelangsungan hidup damai di tengah masyarakat," ujar Bamsoet di gedung DPR, Jakarta.
Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengimbau kepada masyarakat yang terbelah antara pendukung Jokowi dan non-Jokowi agar lebih dewasa dalam membangun opini publik dan memprovokasi masyarakat dengan cara-cara yang elegan.
"Karena kalau dibiarkan perang tagar hari ini ganti presiden, besok muncul lagi orang Jokowi dua periode, lalu dua kelompok ini bertemu, ini berbahaya," paparnya.
Menurut Bamsoet, kondisi semacam ini tidak hanya terjadi di DKI Jakarta saja. Berdasar laporan, kata dia, sudah hampir merambat di seluruh Indonesia.
"Termasuk dalam kegiatan-kegiatan car free day (di daerah). Ini harus dihentikan," kata Bamsoet.
Dia mengatakan bersaing boleh-boleh saja, tapi tetap dengan kesadaran bahwa yang dibutuhkan adalah keamanan atau kehidupan yang lebih baik dalam berpolitik.
Kelompok pro dan kontra Jokowi lewat Tatar 2019 ganti presiden sempat berselisih paham dan berdebat di CFD Thamrin Jakarta.
- Catatan Politik Senayan: Penegakan Hukum yang Tidak Melecehkan Rasa Keadilan
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Bamsoet Dorong Industri Penjualan Langsung untuk Mengatasi Pengangguran di Indonesia
- Bamsoet Dorong Industri Penjualan Langsung untuk Mengatasi Pengangguran di Indonesia
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- TAP MPR II/2001 Sudah Tidak Berlaku, Bamsoet Desak Segera Pulihkan Nama Baik Gus Dur