Heran, Daftar Orang yang Ditangkap Ada Sesaat Setelah Kudeta
jpnn.com - ISTANBUL – Pemerintah Turki harus memilih masuk Uni Eropa (UE) atau menerapkan hukuman mati kepada para terduga kudeta. Ankara tidak bisa memilih keduanya.
Sebab, UE bakal menolak keinginan Turki untuk bergabung jika negara itu kembali menerapkan hukuman mati. Padahal, negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut ingin sekali menjadi anggota UE.
”Biar saya pertegas, tidak ada negara yang bisa menjadi anggota UE jika memberlakukan hukuman mati,” tegas Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini kemarin (18/7). Wacana penerapan kembali hukuman mati dilontarkan oleh Erdogan sehari sebelumnya, saat berpidato di hadapan pendukungnya.
Hukuman mati memang sebelumnya ada di Turki. Namun, sejak 1984, tidak ada pelaku kejahatan yang dieksekusi. Saat Turki menyatakan keinginan untuk bergabung dengan UE pada 2004, hukuman itu dihapus.
Saat Turki diguncang kudeta, banyak pihak yang bersimpati dan mendukung Erdogan untuk mengungkap semuanya. Namun, begitu Turki melakukan operasi bersih-bersih pascakudeta, banyak pihak yang khawatir. Sebab, ada kemungkinan momen itu digunakan Erdogan untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
Bukan hanya penangkapan masif itu yang membuat banyak pihak khawatir. Foto-foto perlakuan kurang manusiawi terhadap para terduga kudeta tersebut juga beredar luas. Termasuk di antaranya foto puluhan orang yang dikumpulkan di kandang kuda dengan hanya mengenakan boxer plus tangan diikat.
”Kami salah satu yang menegaskan bahwa aturan hukum yang ada saat ini di negara tersebut harus dilindungi,” tegas Mogherini. Menteri luar negeri negara-negara anggota UE kemarin bertemu di Brussels.
Mayoritas yang mereka bahas adalah kudeta di Turki. Beberapa petinggi UE menduga Erdogan sudah menyiapkan daftar orang-orang yang akan ditangkap sebelum kudeta berlangsung.
ISTANBUL – Pemerintah Turki harus memilih masuk Uni Eropa (UE) atau menerapkan hukuman mati kepada para terduga kudeta. Ankara tidak bisa memilih
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Batal Bertemu, PM Malaysia Ungkap Kondisi Kesehatan Prabowo
- Momen Erdogan Walk Out saat Presiden Prabowo Berpidato dalam Forum KTT D-8
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC