Heran, Mengapa Ketum FPI Dilarang Datang?

Heran, Mengapa Ketum FPI Dilarang Datang?
Peserta aksi damai Koalisi Umat Muslim Bersatu Pontianak tengah berorasi diselingi pekikan takbir di Bundaran Tugu Ditulis Untan Pontianak, Sabtu (6/5) sore. Foto: OCSYA ADE CP/JPNN.com

Ia menyayangkan sikap aparat keamanan yang dinilainya takut dengan gertakan oknum-oknum tertentu.

“Jadi, aparat harus berpikir yang jernih, benar tidak ada pergerakan, dan kalaupun ada pergerakan kan bisa ditahan. Sehingga apa yang dilakukan oleh kepolisian kemarin justru sangat melukai umat Islam,” jelas Agus.

Ia menilai sikap aparat keamanan yang tidak adil menjadi penyebab ketegangan terjadi.

Agus berjanji bahwa ia dan sejumlah Ormas akan menggelar aksi dalam jumlah yang lebih besar lagi. “Kami akan melakukan aksi besar-besaran nanti tanggal 20 Mei,” janjinya.

Sependapat dengan Agus, peserta aksi lainnya, Syarif Hasan Basri. “Sikap yang diambil aparat (pada Jumat, 5/5, di Supadio) sangat melukai, karena jelas tidak ada persamaan hukum di sini,” tukasnya.

Sikap aparat, kata dia, yang tidak mengizinkan Ustad Ahmad Sobri Lubis memenuhi undangan Tabligh Akbar di Mempawah justru memanaskan suasana, bukannya menjadikan situasi kondusif di Kalbar.

“Tentu ini sesuatu yang tidak bijaksana yang dilakukan aparat. Kami meminta aparat bersikap adil, jangan sampai karena membela suatu golongan, kemudian melukai golongan lainnya,” pinta Hasan Basri.

Sekretaris DPD FPI Kalbar, Syarif Kurniawan, pun menyayangkan stigma yang ditimpakan kepada FPI, bahwa organisasi tersebut anti-NKRI dan kebhinnekaan.

Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) KH. Achmad Sobri Lubis langsung balik ke Jakarta, begitu tiba di Bandara Supadio Pontianak, Kalbar, pada Jumat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News