Hercules Terbaru 1980, Butuh Rp 100 T untuk Modernisasi Alutsista

jpnn.com - JAKARTA--Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui, pesawat Hercules milik Indonesia memang kebanyakan berusia tua. Pesawat-pesawat itu produksi tahun 1960-an. Hercules terbaru tahun 1980-an.
"Kami punya 22 pesawat. Yang angkatan tahun 1960-an ada 6 pesawat. Yang terbaru Indonesia punya tahun 1980-an. Sisanya tahun 1978," ujar Moeldoko di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (2/7).
Setelah adanya peristiwa kecelakaan ini, Moeldoko mengatakan, pesawat keluaran tahun 1960 akan diistirahatkan.
Moeldoko pun mengakui, bahwa evaluasi terhadap alutsista TNI harus segera dilakukan. Meski diakuinya, untuk modernisasi alutsista membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
"Kami evaluasi intinya kami pahami dengan baik kondisi saat ini. Selanjutnya ya kami akan menyusun, memperbaiki renstra ke depan," imbuh Moeldoko.
Menurut Moeldoko, dibutuhkan dana sekitar Rp 100 triliun untuk modernisasi alutsista TNI. Pria kelahiran Kediri itu juga mengaku belum tahu kapan bisa tersedia dana sebesar itu untuk modernisasi peralatan militer. TNI, tegasnya, juga harus mengalah ketika anggaran negara lebih banyak terserap untuk sektor lainnya.
"Jangan hanya mikirin tentara doang. Nanti anggaran sektor lain tersedot. Kalau maunya TNI ya, ya itu (Rp 100 triliun), tapi kan kami juga memikirikan kementerian yang lain," tandas mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu. (flo/jpnn)
JAKARTA--Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui, pesawat Hercules milik Indonesia memang kebanyakan berusia tua. Pesawat-pesawat itu produksi tahun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kesimpulan Raker: Pengangkatan PPPK 2024 Maret 2026
- Pramono Ingatkan Warga Jakarta, Hujan Deras Masih Mengguyur
- Korupsi Makin Menggurita, Hardjuno Wiwoho: Pengesahan RUU Perampasan Aset Harga Mati
- Muscab HIPMI Karawang 2025: Sejumlah Nama Muncul, Cecep Sopandi Dinilai Punya Keunggulan
- PN Jaksel Tunda Sidang Putusan Perkara Ted Sioeng
- SP IMPPI Desak Pemerintah Bentuk Tim Gabungan untuk Tangani Kasus TPPO di Kamboja