Hergun Meyakini Revisi UU BI Bisa Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

jpnn.com, JAKARTA - Kapoksi Gerindra di Badan Legislasi DPR, Heri Gunawan menilai perubahan ketiga terhadap UN Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (BI) akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional.
Menurut politikus yang beken disapa dengan panggilan Hergun ini, revisi UU BI diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus mendongkrak APBN serta kesejahteraan masyarakat lewat kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang efektif.
"Ini supaya hakikat APBN sebagai instrumen nyata yang mengungkapkan sejatinya kebijakan pemerintah dalam menjalankan pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Hergun di Jakarta, Senin (31/8).
Anggota Komisi XI DPR ini menyebutkan, empat fungsi dalam perekonomian harus menjadi bagian yang diperhatikan oleh bank sentral, yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, currency, dan pengangguran atau unemployment.
BI sendiri menyebut bahwa makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan peningkatan risiko sistemik.
Karena itu, revisi UU BI akan mengembalikan sejumlah fungsi yang saat ini dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, yaitu sebagai pengawas dan pengatur kelembagaan bank, pengawas dan pengatur mengenai kesehatan bank, serta pengawas dan pengatur tentang kehati-hatian bank dalam menjalankan bisnis.
"Diharapkan di samping koordinasi yang sinergis antara kebijakan fiskal dan moneter, juga bisa mendorong pertumbuhan investasi melalui penambahan kewenangan terkait pengaturan makroprudensial. Mulai dari pengaturan utang luar negeri, pelaksanaan hedging yang lebih kuat, hingga repatriasi devisa," kata Hergun.
Melalui revisi UU ini BI nantinya punya ruang gerak sehingga bisa mengambil aksi saat terjadi krisis.
Revisi UU Nomor 23/1999 diyakini membuat BI akan lebih leluasa ketika terjadi krisis.
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- Dalami Aliran Dana CSR BI, KPK Periksa 2 Ketua Yayasan Ini
- Bea Cukai Genjot Ekspor di Daerah Ini Lewat Langkah Kolaboratif dengan Berbagai Instansi
- KPK Panggil Mantan Tenaga Ahli Komisi XI DPR Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR BI
- PP GPA Minta KPK Tetapkan Tersangka Aktor Dugaan Korupsi CSR BI
- Pandu Sjahrir Wakili Danantara Bahas Program 3 Juta Rumah di BI, Perannya Masih Rahasia