Herzaky Nilai Mahfud MD Sepertinya Sudah Menyerah, Kibarkan Bendera Putih
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat (PD) Herzaky Mahendra Putra merespons pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang mengatakan pengalihan tanah ke warga negara asing paling banyak terjadi di era Susilo Bambang Yudhoyono.
Herzaky mengatakan pernyataan mantan ketua Mahkamah Konstitusi seakan menunjukkan ketidakmampuannya menyelesasikan masalah.
"Anggota kabinet Presiden Joko Widodo seakan menyerah, mengibarkan bendera putih tanda tak mampu menyelesaikan masalah," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya yang diterima JPNN.com, Selasa (8/6).
Alumnus Hubungan Internasional Universitas Indonesia itu mengatakan ketidakmampuan Mahfud MD terlihat saat menuduh orang lain atas kesalahannya.
"Bahkan menyalahkan Presiden sebelumnya atas kegagalannya," lanjutnya.
Ketua alumni UI itu merasa iba kepada Presiden Jokowi lantaran anak buahnya itu dinilai membuat kegaduhan dan menyebarkan hoax.
Dia menyebutkan Indonesia saat ini sedang riuh dan banyak masalah seoerti tingkat pengangguran yang naik dan angka kemiskinan karena pandemi covid-19, sehingga seharusnya para pejabat pemerintahan tidak membuat gaduh dengan pernyataan yang tidak berdasar.
"Rakyat pun butuh keteladanan dan ketenangan serta optimisme akan kemampuan pejabat negara mengelola krisis ini," tutur Herzaky.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat menyebutkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebutkan pengalihan tanah ke pihak asing banyak terjadi di era SBY seakan tanda menyerah oleh anak buah Jokowi itu.
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Disemprot Mahfud soal Undangan Kementerian untuk Acara Pribadi, Mendes Yandri Kaget
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri
- Disentil Mahfud MD soal Surat Menteri untuk Acara Pribadi, Yandri Susanto Bereaksi Begini
- Keras! Wanto Anggap Surat yang Diterbitkan Yandri Susanto Bentuk Abuse of Power