Hiburan Dikurangi, Alkohol Dibatasi, Thailand Siap Berkabung

jpnn.com - BANGKOK - Keputusan pemerintah Thailand memberlakukan berkabung nasional selama satu tahun, memicu kewaspadaan sejumlah pelaku bisnis pariwisata.
Kehilangan Sang Raja, Bhumibol Adulyadej, yang meninggal Kamis (13/10) sore kemarin, sangat membekas buat masyarakat Negeri Gajah Putih.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-Cha telah mengumukan, seluruh pelosok negeri untuk berkabung selama satu tahun.
Selain itu, selama 30 hari, semua kegiatan yang berkaitan dengan hiburan juga dikurangi, peredaran alkohol otomatis harus dibatasi.
Nah, pada Jumat (14/10), Bangkok Post melansir bahwa perusahaan terkait pariwisata, agen perjalanan dan maskapai-maskapai Asia kini bersiap menghadapi konsekuensi kebijakan tersebut terhadap bisnis mereka.
Pihak Hana Tour Service misalnya, salah satu operator tur besar dari Korea Selatan mengaku sedang memantau situasi potensi bisnis mereka.
Meskipu terlalu dini mengukur dampak langsung dari pariwisata Thailand, yang jelas, pembatasan alkohol dan 12 bulan berkabung bisa berdampak berkurangnya minat wisatawan mancanegara melancong.
Selama ini, Thailand menjadi salah satu tujuan favorit wisman dari Eropa dan Asia. Namun dengan situasi terkini, semua pendatang diminta lebih menghormati dan memahami kondisi di Thailand.
BANGKOK - Keputusan pemerintah Thailand memberlakukan berkabung nasional selama satu tahun, memicu kewaspadaan sejumlah pelaku bisnis pariwisata.
- Mati Lampu Total di Spanyol & Portugal Akibat Serangan Siber? Begini Kata Uni Eropa
- Listrik Padam di Seantero Spanyol & Portugal, Penyebabnya Masih Misteri
- Orang Tertua di Jepang Meninggal Dunia, Sebegini Usianya
- Ledakan di Pelabuhan Iran, 8 Korban Tewas, 750 Terluka
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Konflik Kashmir: Ketika Air Jadi Senjata Geopolitik