Hidup Mengesankan Stephen Stephen Stewart, Pria Aborigin Tertua di Australia
"Peternakan memberi kami setengah kantong tepung untuk bertahan hidup. Kami membawa bumerang dan tombak," ujarnya.
Tempat upacara yang dahulu sering dikunjungi Stephen kini sudah tidak ada lagi. Karena telah berubah menjadi lahan pertambangan.
"Orang kulit putih dengan dinamit menghancurkan tempat itu. Sudah terlambat untuk menyelamatkannya," katanya.
Selama 50 tahun terakhir Stephen sudah menganggap Yandeyarra Mugarinya sebagai kampung halamannya.
Namun, dia menghabiskan empat bulan dalam setahun untuk mengajar pengetahuan tradisionalnya kepada generasi muda.
Setiap tahun dia melakukan perjalanan lebih dari 3.000 km dari Bellary Springs ke Warralong, Roebourne, Bidyadanga dan Wiluna.
Ia mengaku tidak punya rencana untuk berhenti.
"Kita hanya harus tetap sibuk dan membuat diri kita bahagia," katanya.
Stephen Stewart telah melewati segala rintangan untuk menjaga budaya Aborigin tetap hidup selama lebih dari satu abad usianya
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis