Hikmahanto: Hanya Upaya Kolektif yang Bisa Mendamaikan Rusia-Ukraina
"Karena negara-negara yang terlibat atau terkait perang Rusia-Ukraina semua hadir di forum itu. Maka, Indonesia bisa memanfaatkan momentum itu untuk mengupayakan gencatan senjata," ujarnya.
Sementara itu, pemerhati politik internasional dan isu-isu strategis Prof. Imron Cotan juga berharap forum KTT G-20 menjadi momentum menuju terwujudnya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Gencatan senjata, menurut Imron, punya beberapa arti penting. Pertama, gencatan senjata bisa membuka peluang lebih besar bagi terwujudnya perdamaian, karena sudah ada "good will" dari kedua belah pihak yang bertikai.
"Dalam proses gencatan senjata itu, para pihak yang terlibat akan memiliki peluang yang sama untuk berbicara, sehingga proses perdamaian pun menjadi lebih terbuka," ujar Imron.
Kemudian, arti penting lainnya dari gencatan senjata adalah proses itu akan membuka koridor humanitarian bagi para korban perang.
Selain itu, lanjut Cotan, gencatan senjata juga bisa membantu dunia menghindarkan diri dari krisis pangan dan energi, di tengah-tengah ancaman pandemi Covid-19 yang belum mereda.
"Karena perang Rusia-Ukraina bukan hanya berdampak pada kedua negara tersebut saja, tetapi mendisrupsi rantai pasok energi global, bahan makanan, pupuk, yang sangat dibutuhkan dunia. Sebagai contoh, Eropa mengimpor 30 persen energi fosil dari Rusia, sedangkan untuk gas, Eropa mengimpor 46 persen dari Rusia," tandasnya.
Sangat beruntung, kinerja perekonomian Indonesia masih baik, dengan tingkat pertumbuhan 5 persen dan inflasi 4 persen berdasarkan kalkulasi IMF.
Perang Rusia-Ukraina bukan hanya berdampak pada kedua negara tersebut saja, tetapi mendisrupsi rantai pasok global
- 150 Anggota Polri Disiapkan untuk Misi Perdamaian Dunia di Afrika Tengah
- Pakar Soroti Langkah China Layangkan Protes Keras ke Indonesia Buntut Kajian KADI Tidak Kredibel
- Rusia Gandeng Korea Utara, Korsel Siap Memasok Senjata ke Ukraina
- Indonesia Tak Ikut Teken Komunike KTT Perdamaian Ukraina, Ini Alasannya
- Presiden Amerika Memohon Maaf Gegara Telat Kirim Bantuan ke Ukraina
- NATO Pastikan Tak Ada Pengiriman Pasukan ke Ukraina