Hilangnya Organ Tubuh Korban Bunuh Diri Massal di Kenya Meninggalkan Misteri

Otopsi pada mayat yang ditemukan di kuburan massal terkait dengan sekte agama di Kenya menunjukkan organ yang hilang sehingga menimbulkan kecurigaan pengambilan paksa.
Penemuan kuburan massal yang dikenal dengan"pembantaian hutan Shakahola" bulan lalu itu mengejutkan negara yang mayoritas penduduknya adalah umat Kristen yang sangat religius.
Polisi percaya sebagian besar jasad itu adalah pengikut pendeta gadungan Paul Nthenge Mackenzie yang dituduh memerintahkan mereka melaparkan diri "untuk bertemu Yesus".
Meski kelaparan tampaknya menjadi penyebab utama kematian, beberapa korban, termasuk anak-anak, dicekik, dipukuli, atau mati lemas, menurut kepala ahli patologi pemerintah, Johansen Oduor.
Dalam sebuah dokumen pengadilan dikatakan beberapa mayat telah diambil organnya, sehingga polisi menuduh para tersangka terlibat dalam pengambilan paksa bagian tubuh.
"Laporan post-mortem menunjukkan organ yang hilang pada beberapa tubuh korban yang telah digali," kata inspektur kepala Martin Munene dalam surat pernyataan yang diajukan ke pengadilan Nairobi.
Diyakini kasus ini berhubungan dengan perdagangan organ tubuh manusia yang terkoordinasi dengan baik dan melibatkan beberapa pemain, katanya, tanpa memberikan rincian tentang dugaan perdagangan tersebut.
Martin Munene mengatakan Yehezkiel Odero, seorang televangelis terkenal yang ditangkap bulan lalu sehubungan dengan kasus yang sama, telah menerima "transaksi tunai yang sangat besar," yang diduga dari pengikut Paul Mackenzie yang menjual properti mereka di rumah pemimpin sekte itu.
Otopsi pada mayat yang ditemukan di kuburan massal terkait dengan sekte agama di Kenya menunjukkan organ tubuh yang hilang, sehingga ada kecurigaan jika organ-organ tubuh tersebut diambil paksa
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia