Hillary Kunjungi Korsel, Korut Siapkan Perang
Jumat, 20 Februari 2009 – 06:06 WIB
SEOUL – Lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton ke Korea Selatan (Korsel) disambut ancaman perang. Hanya beberapa jam sebelum kedatangan mantan first lady AS tersebut, Korea Utara (Korut) menyatakan siap perang melawan negara tetangganya tersebut kemarin (19/2).
"Kubu penghianat (Presiden Korsel) tidak boleh lupa bahwa Tentara Rakyat Korea (Utara) sudah siap melakukan konfrontasi all-out," kata seorang pejabat tinggi militer Korut seperti dilansir Kantor Berita KCNA kemarin (19/2). Beberapa pekan sebelumnya, Pyongyang sudah menebar ancaman senada. Pemerintahan Kim Jong-Il mengaku siap membumihanguskan Korsel menjadi abu.
Baca Juga:
Belakangan, isu rudal Korut juga semakin santer. Konon, dalam waktu dekat, Pyongyang akan meluncurkan rudal balistik Taepodong-2 yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Tidak adanya konfirmasi atau bantahan dari Korut membuat situasi Semenanjung Korea semakin panas. Apalagi, Korut malah mengisyaratkan kebenaran rumor tersebut.
Para analis menganggap aksi Korut kali ini hanyalah untuk menarik perhatian pemerintahan Presiden Barack Obama. Di bawah pemerintahan baru, Pyongyang berharap, isolasi dunia internasional dan sejumlah sanksi yang mengancam bisa dihindari. Selain itu, Korut juga berharap Korsel sedikit melunak. Sebab, di bawah pemerintahan Presiden Lee Myung-bak, Korsel menjadi semakin tegas menyikapi Korut.
SEOUL – Lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Rodham Clinton ke Korea Selatan (Korsel) disambut ancaman perang. Hanya beberapa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer