Hillsong dan Gereja Pantekosta di Australia Menarik Lebih Banyak Anak Muda
Terobosan muncul ketika Pentakosta mulai meminjam dari kelompok yang disebut Jesus People pada tahun 1960-an, mencontek gaya informal dan menggunakan musik untuk penginjilan.
"Kelompok ini benar-benar melalui perjalanan epik ini dari golongan marjinal ke golongan arus utama," kata Professor Singleton.
"Dari tahun 1970-an, selama beberapa dekade berikutnya, mereka benar-benar mulai berkembang di wilayah yang kita sebut 'sabuk Alkitab,' yang merupakan pinggiran luar kota Brisbane, Sydney dan Melbourne."
"Mereka membentuk jemaat-jemaat ini, mereka tak terbebani oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan dari hirarki Katolik atau Anglikan, secara harfiah siapa saja yang bisa mengumpulkan beberapa musisi dan beberapa khotbah yang dinamis, dilakukan di aula sekolah, dan mereka melakukan kebaktian."
Professor Singleton mengatakan kemampuan Pentakosta yang luar biasa untuk mengumpulkan sumbangan memungkinkan mereka berkembang.
"Mereka akan memiliki cukup uang untuk membangun jemaat, membeli bangunan mereka sendiri dan kemudian Anda akan melihat sesuatu seperti Hillsong, yang dimulai ketika Pusat Kehidupan Kristen Hills di Bukit Baulkham di Sydney bisa membeli tanah dan membangun stadion besar," katanya. .
Evolusi gereja selama beberapa dekade terakhir berarti kelompok ini telah mengalami semacam kelahiran kembali.
"Banyak generasi baby boomer yang mendirikannya telah pindah, meninggalkan gereja, karena ini berenergi tinggi, sulit untuk tetap berkomitmen pada praktik itu," kata Profesor Singleton.
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh
- Dunia Hari Ini: Respon Inggris Setelah Senator Aborigin Sebut Charles 'Bukan Raja Kami'