HIMKI Sebut Regulasi Industri Furnitur Ibarat Kolesterol

HIMKI Sebut Regulasi Industri Furnitur Ibarat Kolesterol
Soenoto saat mendampingi Presiden Jokowi mengunjungi pameran furnitur terbesar di Asia Tenggara di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/3). Foto: Setpres RI

jpnn.com, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengeluhkan regulasi yang menjadi hambatan bagi berkembangnya produksi dalam negeri, terutama untuk bersaing dengan pasar internasional.

Hal ini disampaikan Ketua HIMKI Soenoto, di sela-sela Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (13/3). Pameran terbesar di Asia Tenggara itu juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

"Regulasi yang selama ini masih bejibun menumpuk seperti kolesterol. Terus kemudian juga hambatan lain seperti sekarang kekurangan bahan baku. Contoh rotan," kata Soenoto menjawab jurnalis soal kendala industri furnitur.

BACA JUGA: Informa Perbesar Segmen Furnitur Kantor

Cirebon menurutnya sentralnya rotan, dan Indonesia pemilik 85 persen rotan di dunia. Namun sekarang masyarakat Cirebon sedang teriak kekurangan bahan baku dan ternyata rotannya diselundupkan.

Oleh karena itu, Soenoto Mengimbau lewat forum tersebut, agar pemerintah lebih concern membendung penyelundupan rotan ke luar negeri.

"Itu ribuan ton yang terungkap, sementara kita di sini kekeringan. Aneh toh. Sebuah ironi. Sebuah negara penghasil rotan tapi kekurangan bahan baku rotan," tegasnya.

Soenoto bahkan menyatakan, HIMKI sudah bersikap mengenai wacana ekspor bahan baku baik rotan maupun kayu. Berniiat mengekspornya saja menurut dia merupakan sebuah dosa besar. Apalagi kalau rencana itu diimpplementasikan.

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengeluhkan regulasi yang menjadi hambatan bagi berkembangnya produksi dalam negeri, terutama untuk bersaing dengan pasar internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News