Hinca Demokrat Minta KPK Mengawasi Proyek Kartu Prakerja
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Hinca Panjaitan meminta KPK mengawasi proyek Kartu Prakerja yang menelan anggaran Rp 5,6 triliun.
Menurut Hinca menuturkan sampai saat ini memang belum ada laporan tentang dugaan tindak pidana korupsi program tersebut. Sebab, sampai saat ini belum terealisasi pelunasan anggaran tersebut.
Hinca lantas mengutip pernyataan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang menyebut penyedia berpotensi meraup Rp 3,7 triliun dari anggaran sebanyak Rp 5,6 triliun. Sementara, kalkulasi Badan Pemeriksa Keuangan, kata Hinca, vendor berpotensi meraup keuntungan kira-kira Rp 1,12 triliun atau 20 persen dari anggaran.
"Kalau ini sebegitu besar, saya kira KPK harus concern awasi ini, sebab ini betul-betul menjadi rawan," kata Hinca saat rapat Komisi III dengan KPK, Rabu (29/4).
“Silakan KPK bekerja untuk ini," tambahnya.
Mantan Sekjen DPP Partai Demokrat itu mengatakan KSP juga sudah mengumumkan bahwa delapan mitra kerja pemerintah dalam program Kartu Prakerja itu tidak pakai tender.
“Kan ini tidak ada urusan bagi-bagi alat kesehatan, kenapa tidak pakai tender. Jadi, ini tidak bisa menurut kami," ujarnya.
Oleh karena itu, Hinca memandang ada potensi yang sangat besar sekali untuk terjadinya penyalahgunaan di situ.
Anggota Komisi III DPR Hinca Panjaitan meminta KPK mengawasi proyek Kartu Prakerja yang menelan anggaran Rp 5,6 triliun.
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Mbak Ita & Suami Ditahan KPK, Balai Kota Semarang Sambut Pimpinan Baru
- KPK Dalami Korupsi Shelter Tsunami NTB, Waskita Karya Berpotensi Jadi Tersangka Korporasi
- Seusai Mengakhiri Jabatan Wali Kota Semarang, Mbak Ita dan Suami Langsung Ditahan KPK