Hindari Gesekan, Pola Penempatan Transmigran Perlu Dikaji Ulang
Rabu, 31 Oktober 2012 – 22:00 WIB
JAKARTA - Pola penempatan transmigran di suatu daerah dinilai perlu dikaji ulang. Pasalnya, langkah memindahkan masyarakat dari suatu daerah ke daerah lain yang notabene berbeda secara budaya, rawan memicu aksi anarkis berbau Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Ditambahkannya, kaji ulang pola penempatan transmigran itu perlu segera dilakukan karena bukan tidak mungkin peristiwa amuk massa juga terjadi kembali di daerah transmigran lainnya. Terkait rusuh Lampung Selatan, Mendagri menyatakan bahwa dalam waktu dekat ini dirinya akan bersama-sama dengan Gubernur Bali untuk menjalin kembali kekerabatan yang ada di Lampung. (gir/jpnn)
Hal itu disampiakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, setelah mencermati peristiwa amuk massa di Lampung Selatan yang menimbulkan belasan korban jiwa. “Padahal transmigran dari Bali kan sudah puluhan tahun di sana. Dan selama ini baik-baik saja. Tapi entah mengapa kok bisa hanya karena masalah sepele, timbul amuk massa yang begitu luar biasa,” kata Mendagri di Jakarta, Rabu (31/10).
Dipaparkannya, dari dulu warga yang ditransmigrasikan juga terkesan eksklusif. "Kalau dari Jawa, dia akan suku Jawa semua. Atau kalau Bali, maka Bali semua yang dipindahkan ke suatu daerah. Jadi ke depan saya pikir, apakah tidak lebih ideal kalau itu dicampur. Sehingga antara penduduk lokal bisa lebih cepat menyatu,” cetusnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pola penempatan transmigran di suatu daerah dinilai perlu dikaji ulang. Pasalnya, langkah memindahkan masyarakat dari suatu daerah ke daerah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas
- Mengisi Kuliah Umum di Politeknik PU, AHY Bicara Program Makan Bergizi Gratis
- Tidak Elok KPK Mencari Kesalahan, Apalagi Merangkai Cerita Demi Menarget Orang