Hindari Oligarki, Jaring Capres Melalui Konvensi
Senin, 06 Februari 2012 – 00:26 WIB
JAKARTA - Sistem penjaringan calon presiden (capres) melalui konvensi sebagaimana dilakukan Partai Golkar pada 2004, dianggap perlu diterapkan lagi untuk Pilpres 2014. Sebab dengan konvensi, demokrasi di internal partai politik bisa berjalan baik. Bahkan visi dan misi capres pun bisa diketahui publik sedari awal. Mulyana juga menyebut alasan lain sehingga konvensi masih menjadi metode yang layak diterapkan. "Melalui konvensi itu penjaringan capres bisa dilakukan secara terbuka dari tingkat paling bawah. Visi dan misi tokoh yang bersaing di konvensi juga diketahui," sebutnya.
Penilaian itu disampaikan staf pengajar FISIP Universitas Indonesia (UI), Mulyana W Kusumah saat dihubungi, Minggu (5/2). "Dengan beragam modelnya yang diterapkan di beberapa negara, sistem konvensi itu lebih menjamin demokrasi dan transparansi. Amerika Serikat pun sekarang sedang menggelar konvensi. Dan sistem konvensi di Amerika itu sudah lama diterapkan," kata Mulyana.
Lebih lanjut mantan anggota KPU yang kini memimpin lembaga kajian Seven Strategic Studies itu menambahkan, konvensi tak hanya meminimalkan praktik oligarki oleh elit parpol. Sebab, konvensi juga membuka peluang kader partai di daerah ataupun tokoh independen untuk bersaing memperebutkan tiket capres dari parpol.
Baca Juga:
JAKARTA - Sistem penjaringan calon presiden (capres) melalui konvensi sebagaimana dilakukan Partai Golkar pada 2004, dianggap perlu diterapkan lagi
BERITA TERKAIT
- Tutup Mata atas Aduan Ribka Tjiptaning, Sejumlah Komisioner KPU Jabar Diperingatkan DKPP
- Hakim Pertanyakan Alfedri-Husni ke MK Padahal Petahana
- MKD Akan Panggil Uya Kuya Terkait Konten Kebakaran di Los Angeles
- IMLA Meragukan Komitmen Netanyahu soal Gencatan Senjata di Gaza
- Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Memecah Dominasi Jokowi
- KPUD dan Bawaslu Siak Patahkan Tudingan Alfedri-Husni di Sidang MK