Hingga Rp10.220 per USD, Importir dan Bank Masih Aman
Hasil Stress Test BI
Kamis, 18 Juli 2013 – 08:29 WIB
"Nah, ada sekitar 7 ribu perusahaan besar yang masuk kategori ini dan mereka merupakan debitur perbankan," katanya.
Baca Juga:
Karena itu, BI pun berkepentingan untuk mengukur dampak pelemahan Rupiah terhadap kinerja importer tersebut. Sebab, jika perusahaan itu limbung, maka potensi gagal bayar atau kredit macet akan membengkak dan akan menyeret kinerja perbankan.
Data BI menunjukkan, per akhir 2012, sekitar 7 ribu perusahaan tersebut memiliki kredit korporasi sebesar Rp 161,8 triliun yang tersebar pada 25.700 rekening di 109 bank. Angka kredit macet atau nonperforming loan (NPL) tercatat sebesar 3,1 persen, atau masih dalam koridor aman (di bawah 5 persen).
Bagaimana stress test yang dilakukan? BI mengukur dampak depresiasi Rupiah sepanjang 2012 lalu. Di awal tahun (2 Januari 2012), Rupiah berada di posisi 9.125 per USD dan di akhir tahun (28 Desember 2012) di posisi 9.670 per USD, sehingga Rupiah terdepresiasi 5,97 persen.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tidak lagi ngotot melawan pelemahan nilai tukar Rupiah. Selain karena amunisi cadangan devisa yang menipis, BI rupanya
BERITA TERKAIT
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Meccaya Resmi Luncurkan 88 Acne Cream & Sarijel
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia