Hingga Rp10.220 per USD, Importir dan Bank Masih Aman
Hasil Stress Test BI
Kamis, 18 Juli 2013 – 08:29 WIB
Difi mengatakan, BI lantas melakukan rangkaian stress test dengan asumsi Rupiah melemah 6 persen, 9, persen, hingga 12 persen. Sehingga, jika dihitung dari posisi awal tahun 2012, maka pelemahan 12 persen berarti Rupiah sampai pada posisi 10.220 per USD.
"Jadi, 180 poin lebih lemah dibanding penutupan hari ini (kemarin, Red) yang di posisi 10.040 per USD," ucapnya.
Lantas, apa hasilnya? Data BI menunjukkan, jika Rupiah melemah hingga 10.220 per USD, laba perusahaan sektor manufaktur dengan komponen impor tertinggi (24 persen) bakal menyusut 2,88 persen. Penyusutan laba tersebut menurunkan debt service coverage ratio (DSCR) atau kemampuan membayar kredit sebesar 0,19 persen.
Difi mengatakan, hal tersebut lalu berdampak pada kredit macet perbankan yang akan naik dari 1,94 persen menjadi 1,95 persen. Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) akan turun tipis dari 17,32 persen menjadi 17,31 persen. "Jadi, efek pelemahan Rupiah ini tidak signifikan dan perbankan kita masih memiliki modal yang kuat," jelasnya.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tidak lagi ngotot melawan pelemahan nilai tukar Rupiah. Selain karena amunisi cadangan devisa yang menipis, BI rupanya
BERITA TERKAIT
- Bank bjb Raih Digital Banking Award 2024 dari Investortrust
- Re.Search Gelar Puncak Acara Innovation Lab 2024
- BNI Emerald Center Manjakan Nasabah Premium dengan Konsep Baru
- Perusahaan Tambang Harus Memberikan Dampak Positif Kepada Masyarakat
- PPN 12 Persen Menunggu Keputusan Presiden Prabowo
- Penyaluran Kredit dan DPK BTN Meningkat, di atas Pertumbuhan Rata-rata Nasional