HIPMI Apresiasi Kinerja Menteri Bahlil, RI Raih Keuntungan Berkat Hilirisasi

HIPMI Apresiasi Kinerja Menteri Bahlil, RI Raih Keuntungan Berkat Hilirisasi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Foto: Instagram @bahlillahadalia

Bahlil mengatakan ekspor nikel dalam rentang 2017-2018 nilainya hanya US$ 3,3 miliar karena dilakukan tanpa melalui proses dalam pengolahan dan pemurnian (smelter).

Setelah ada kebijakan hilirisasi, nilai ekspor nikel melejit hingga 10 kali lipat menjadi US$ 30-an miliar.

“Ekspor kita nikel hanya US$ 3,3 miliar pada 2017-2018. Kemudian kita larang ekspor nikel. Setelah kita larang, tahu nggak ekspor nikel kita sekarang? sudah mencapai US$ 30 miliar lebih, naiknya 10 kali lipat,” kata Bahlil dalam Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif beberapa waktu lalu.

Bahlil menambahkan meskipun akibat kebijakan hilirisasi tersebut Indonesia mendapatkan gugatan dari Uni Eropa (UE) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pada Oktober 2022, Indonesia dinyatakan kalah atas gugatan Uni Eropa di WTO tersebut, pemerintah akan tetap melawan dengan cara banding.

Bahlil yang mantan ketua umum HIPMI itu mencurigai negara Eropa sengaja melayangkan gugatan karena tidak ingin Indonesia menjadi negara maju.

"Kita kalah karena Eropa ini nggak mau Indonesia maju," ucap Bahlil.

Bahlil menegaskan Indonesia negara yang merdeka dan berdaulat oleh karena itu sesuai arahan dari Presiden Jokowi kebijakan larangan ekspor nikel akan tetap dilanjutkan untuk mensukseskan program hilirisasi.

Menteri Bahlil mengungkapkan Indonesia mendapatkan keuntungan mencapai 10 kali lipat berkat kebijakan hilirisasi nikel di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News