Histeris, Istri dan Dua Anak tak Selamat
Minggu, 02 Oktober 2011 – 09:35 WIB

Histeris, Istri dan Dua Anak tak Selamat
Pekik histeris juga keluar dari bibir Selpi, 11, yang kehilangan ayah dan ibu. "Kenapa papaku? Kenapa papaku?" teriaknya dalam pelukan seorang kerabat yang juga menangis. "Mana papa? Mana mamaku? Kenapa mamaku? Mana papaku?" jerit dia. Selpi merupakan anak Dr Suhelman, 45, dan Dr Juli Dahliana.
Baca Juga:
Menyikapi kekecewaan keluarga korban, Ketua Basarnas Marsekal Madya TNI Dariyatmo menyatakan, berdasar hasil pencarian tim SAR, posisi korban memang sudah meningal. Menurut dia, saat kecelakaan, kecepatan pesawat 130 sampai 140 knot. Dengan kecepatan itu, jika membentur lereng bukit, akibatnya fatal.
Menurut perhitungan Basarnas, para penumpang meningal seketika. Itu bisa dilihat dari gambar pesawat. Hidung pesawat hancur, sayapnya patah, bagian punggungnya melengkung.
Semua itu, papar Dariyatmo, harus dipahami agar tidak ada spekulasi macam-macam. "Sebab, kami (Basarnas, Red), Bapak Kapolda, Pangdam, Danrem, dan semua pihak, tidak punya pilihan lain, selain memberikan bantuan secepatnya. Tapi, apalah daya manusia. Dengan kendala yang ada, termasuk faktor cuaca dan kondisi geografis yang tidak memungkinkan, Basarnas sampai ke lokasi," ujarnya.
MEDAN -- Di posko Bandara Polonia, Medan, kemarin dua anggota keluarga korban berteriak histeris, lalu pingsan. "Kami harus tuntut NBA. Kalau
BERITA TERKAIT
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung
- Harga Emas Perhiasan di Baturaja Tembus Rp 11,3 Juta Per Suku