Hitler dan Ukraina
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Selama ini, ada upaya untuk membangun opini bahwa serangan Rusia kepada Ukraina mempunyai motivasi anti-semitisme, anti-Yahudi.
Rusia justru dituding sebagai kekuatan neo-nazi yang ingin menggulingkan pemerintah Volodymir Zelensky yang sah.
Ukraina menempatkan diri sebagai negara kecil yang menghadapi invasi negara besar yang ingin mencaploknya.
Logika ini juga mendapatkan respons balik dari negara-negara Islam yang mempertanyakan reaksi dunia yang begitu cepat dan keras terhadap invasi Rusia terhadap Ukraina.
Di sisi lain, muncul pertanyaan mengapa dunia tidak memberikan reaksi yang sama terhadap invasi Israel yang dilakukan terhadap Palestina.
Selama Ramadan, konflik Palestina mengalami eskalasi dengan terjadinya serangan tentara Israel terhadap orang-orang Palestina yang ingin melakukan shalat di Masjid Alaqsa. Bangsa Palestina ingin mengirim pesan kepada dunia mengenai ketidakadilan yang masih terus berlangsung di Palestina.
Di tengah gejolak perang Rusia vs Ukraina, dunia seolah lupa terhadap masalah Palestina yang sampai sekarang tetap menjadi pertanyaan yang tidak terjawab.
‘’The Question of Palestine’’ (1992) sebagaimana digaungkan oleh Edward Said sejak 30 tahun silam seolah menjadi teriakan dalam kegelapan yang tidak didengar oleh siapa pun.
Menlu Rusia menyebutkan Adolf Hitler, penguasa Nazi Jerman, ialah keturunan Yahudi. Pernyataan ini di tengah perang Rusia vs Ukraina yang belum berakhir.
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina