Hitler dan Ukraina
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Perjuangan besar pertama yang harus dilakukan oleh orang-orang Palestina--setelah berdirinya Israel pada 1948--adalah perjuangan melawan penghapusan sejarah total mereka.
Tujuan utamanya adalah mengingatkan negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, dan Suriah, mengenai identitas kolektif mereka dan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Pengingkaran terhadap kehadiran suatu bangsa di negeri yang akan diambil alih adalah ciri khas gerakan Zionis, karena gerakan ini terkait erat dengan kekuatan kolonialisme Eropa.
Keterlibatan Inggris dalam pendirian negara Israel melalui Deklarasi Balfour membuktikan campur tangan kolonialisme Eropa terhadap penjajahan Palestina oleh gerakan Zionisme Yahudi.
Setelah lama mengincar Argentina, Afrika Selatan, atau Siprus sebagai pusat negara Yahudi, pilihan gerakan Zionis difokuskan pada Palestina, bukan karena alasan agama, tetapi karena keyakinan bahwa Palestina adalah sebuah tanah tanpa bangsa yang diperuntukkan bagi sebuah bangsa tanpa sebuah tanah.
Atas nama logika kolonial inilah pengasingan paksa sejumlah besar orang Palestina dimulai.
Tidak kurang dari 700.000 diusir dari tanah kelahirannya. Pengasingan paksa ini dilakukan oleh organisasi teroris Zionis Stern Gang yang dipimpin oleh Menachem Begin.
Dalam praktik terorisme yang paling kejam organisasi ini melakukan pembantaian penduduk lebih dari 250 desa.
Menlu Rusia menyebutkan Adolf Hitler, penguasa Nazi Jerman, ialah keturunan Yahudi. Pernyataan ini di tengah perang Rusia vs Ukraina yang belum berakhir.
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina