Hitler dan Ukraina

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hitler dan Ukraina
Pemandangan gedung tempat tinggal yang hancur pada serangan Rusia di Ukraina di kota Irpin, luar Kyiv, Ukraina, Jumat (29/4/2022). Gambar diambil menggunakan drone. REUTERS/Valentyn Ogirenko/WSJ/djo (REUTERS/VALENTYN OGIRENKO)

Wilayah Israel semakin luas setelah menang dalam perang melawan negara-negara Arab pada 1967 atas bantuan langsung Amerika. 

Lebih dari 2 juta orang terusir dari tanah kelahirannya dan tanahnya kemudian dirampas oleh penjajah Israel. 

Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dan Tepi Barat dicaplok Israel. Pemukiman Yahudi dibangun dan orang-orang Palestina diusir dan menjadi gelandangan tanpa tanah dan rumah.

Dosa asal Israel terletak pada sifat Zionis yang intrinsik yaitu penolakannya untuk hidup damai dengan rakyat Palestina, dan ambisinya untuk melakukan hegemoni dan dominasi dengan praktik represif, kolonialis, dan rasis.

Pendudukan Israel terhadap Palestina sudah berlangsung 70 tahun lebih dan belum ada solusi yang kongkret yang bisa diterima semua pihak. 

Prof. Edward Said adalah putra Palestina yang menjadi warga negara Amerika dan memperjuangkan hak-hak Palestina sepanjang karier akademiknya.

Ketika dunia berfokus kepada perang Rusia vs Ukraina, Palestina seolah terlupakan. Problem mengenai Palestina ‘’The Question of Palestine’’ seolah tidak pernah lagi dipertanyakan. (*)

Menlu Rusia menyebutkan Adolf Hitler, penguasa Nazi Jerman, ialah keturunan Yahudi. Pernyataan ini di tengah perang Rusia vs Ukraina yang belum berakhir.


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News