HKI: Kami Belum Rasakan Efek dari Penerapan Kebijakan FTA
jpnn.com, BATAM - Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri Tjaw Hoeing mengatakan pengusaha di Batam belum merasakan sama sekali dari penerapan kebijakan Free Trade Agreement (FTA).
Pasalnya, persyaratannya terlalu rumit. “Syaratnya terlalu rumit,” singkat pria yang biasa disapa Ayung ini.
Contoh persyaratan yang menyulitkan adalah kewajiban perusahaan untuk memiliki IT Inventory yang bisa dikoneksikan dengan sistem online Bea Cukai.
Tujuannya adalah agar Bea Cukai bisa memonitor pergerakan barang keluar dan masuk dari kawasan industri yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk tersebut.
Menurut Ayung, biaya untuk membangun IT Inventory cukup besar. Lagipula pemerintah belum menetapkan standar yang jelas mengenai IT Inventory ini. Dan belum ada peraturan teknis yang mengaturnya.
Selain IT Inventory yang menjadi syarat mutlak, persyaratan lainnya adalah mengenai penyampaian konversi bahan baku menjadi barang jadi serta blueprint proses produksi juga disebut terlalu memberatkan.
Ayung mengatakan ketentuan ini lebih baik dihilangkan saja karena memberatkan pengusaha untuk mendapatkan fasilitas FTA ini.
”Jika syaratnya sederhana dan ramah investasi, saya yakin ini akan jadi daya tarik sendiri untuk Batam,” imbuhnya.
Wakil Ketua Koordinator Kepri Tjaw Hoeing mengatakan pengusaha di Batam belum merasakan sama sekali efek dari penerapan kebijakan Free Trade Agreement (FTA).
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal
- PPPK 2024 Tahap II, 204 Tenaga Non-ASN Sudah Mendaftar
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- Penjelasan Polisi Terkait Kronologi Bentrokan Warga dengan Pekerja di Rempang Galang Batam
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Sebegini Nilai Terbaru Investasi di IKN, Bikin Kaget